Korban Porong ingin Labrak Hari Suwandi
1
comments
Sidoarjo - Korban semburan lumpur Lapindo dari Jatirejo, Harto Wiyono, 41, mengatakan sekelompok warga akan mendatangi rumah Hari Suwandi, 44, di Kejaksen, Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur, untuk mempertanyakan kenapa sikapnya berubah. "Mereka marah dan mempertanyakan kenapa sampai kebobolan sehingga Hari Suwandi bertindak sendiri," kata Harto pada Jumat, 27 Juli 2012.Harto mengatakan banyak warga menanyakan kepada dirinya mengapa hal seperti ini tidak diantisipasi.
Harto menyesal kenapa dia tidak mendampingi Hari sesampainya di Jakarta, karena dirinya pulang ke Porong mulai 14 hingga 24 Juli. "Saya sampai lagi di Jakarta dia sudah berubah. Pada 25 Juli dia mengatakan di televisi kalau menyesal telah berjuang berjalan kaki," ujar dia.Selama melakukan perjalanan ke Jakarta, Hari Suwandi didampingi Harto Wiyono. Harto menggunakan sepeda motor dengan tugas mengawal Hari yang berjalan kaki menuju Jakarta melalui jalur pantai utara. "Ide berjalan kaki disampaikan kepada saya saat peringatan enam tahun lumpur Lapindo. Ia mengatakan mendapat panggilan hati untuk berjalan kaki demi memperjuangkan warga," ujar Harto.
Korban semburan semburan Lapindo, warga Siring, Wiwik, menyesalkan tindakan Hari yang mengambil langkah sendiri dengan meminta maaf kepada Aburizal Bakrie. "Dua minggu lalu saya datang ke Jakarta untuk menyusul dia agar bisa menyampaikan aspirasi. Dia itu kurang ajar sekali," ujarnya.
Kordinator Sekretariat Gabungan korban dalam peta terdampak berdasar Peraturan Presiden 14/2007, Choirul Huda, mengatakan selama ini Hari tidak mendapat mandat dari siapa pun dari korban semburan lumpur Lapindo. "Dia jalan sendiri, kami di sini tidak kaget kalau akhirnya dia balik kucing. Karena kami tahu siapa dia," ujar dia.
Choirul mengatakan warga di dalam peta terdampak yang ganti ruginya ditanggung Minarak Lapindo Jaya dulu sempat terbagi dalam beberapa kelompok yang terpisah. Namun saat ini lanjut dia warga bersatu dalam Setgab. Yang ini terdiri dari empat kelompok besar yaitu Renokenongo Menolak Kontrak (Pagarekontrak), GKLL (Gabungan Korban Lumpur Lapindo), Geppres (Gerakan pendukung Kepres) dan kelompok lain termasuk warga desa Glagah Harum.
Menurut dia, Hari selama ini berasal dari kelompok Geppres. Namun kelompok ini kata Choirul telah meleburkan diri bersama-sama dalam Setgab pada Maret lalu. "Jadi kalau ingin ke Jakarta kami tidak akan berangkat sendiri-sendiri tapi berangkat bareng-bareng. Tidak benar kalau Hari mendapat mandat dari warga," ujar Choirul.
Ia mengatakan saat ini Setgab masih membuat dua jalur untuk menuntut penyelesaian ganti rugi yang molor. Yaitu melakukan pendekatan ke Minarak Lapindo Jaya dan meminta bantuan ke pemerintah. "Dengan Minarak kami telah membuat perjanjian bahwa pembayaran dilakukan secara bertahap hingga Desember 2012. Setiap sebulan sekali diangsur Rp 50 juta," ujar dia.
Rekan Hari di Geppres, Haji Fatah, membenarkan kalau anggota Geppres telah bergabung dengan Setgab. Apa yang dilakukan Hari lanjut dia adalah inisiatif sendiri yang memang didukung segelintir orang. "Saya tidak tahu kenapa Mas Hari bicara seperti itu padahal sebelumnya seperti ngotot. Mungkin sudah ketemu Bakrie," ujarnya.
Pendamping korban semburan lumpur Lapindo, Paring Waluyo Utomo menegaskan keberangkatan Hari ke Jakarta tanpa ada biaya dari siapa pun, meskipun secara spontanitas ada yang memberikan bantuan secara sukarela. "Tidak benar kalau selama ini Hari disuruh berjalan kaki. Itu keinginannya sendiri," ujar dia.
sumber : tempo.co
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Korban Porong ingin Labrak Hari Suwandi
Ditulis oleh sukacita
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://yoilah.blogspot.com/2012/07/korban-porong-ingin-labrak-hari-suwandi.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh sukacita
Rating Blog 5 dari 5
1 comments:
bandar sabung ayam
Post a Comment
Komentar