Jembatan Selat Sunda Dan Pemilu 2014
1
comments
Tahun lalu rencana pembangunan jembatan selat sunda, yang akan menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatra, menjadi topik hangat serta harapan masyarakat. Berdirinya jembatan ini akan sangat berguna bagi kelancaran akses antar dua kawasan besar yang selama ini terlihat lebih aktif dinamikanya di banding pulau lain di wilayah Indonesia.
Sedikit kemajuan yang dapat dicatat bahwa pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda, yang ditandatangani pada tanggal 2 Desember 2011. Selanjutnya tinggal menunggu selesai draft dan terbitnya peraturan presiden tentang badan pelaksana yang akan mengelolanya.
Pembentukan Badan Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (BPKSISS) diharapkan segera rampung, mengingat batas waktu yang diberikan untuk membentuk badan ini adalah hingga Desember 2012. Diberitakan bahwa Tim pelaksana pun telah mulai membuat studi kelayakan dan desain dasar jembatan, setelah sebelumnya pemerintah sudah menyelesaikan pra-studi kelayakannya. Diberikan waktu dua tahun untuk menuntaskann studi kelayakan dan desain dasar itu secara lengkap.
Selanjutnya desain struktur atas jembatan Selat Sunda akan mengacu pada desain jembatan Selat Mesina, Italia. Sedangkan desain struktur bawahnya akan mengacu pada desain jembatan Akashi Kaikyo, Jepang. Bukan perkara mudah untuk mewujudkan “impian” lama ini, mengingat jika terealisasi jembatan ini akan sepanjang 30 km.
Pembangunan jembatan dengan perkiraan dana mencapai US$ 25 miliar ini akan dilaksanakan secara bertahap menjadi lima sesi. Bentang tengahnya akan sepanjang 2.200 m dan bentang sampingnya masing-masing 800 meter. Jika tak ada kendala, pembangunan jembatan prestisius yang lebih besar dari Jembatan Suramadu ini akan dimulai pada tahun 2014.
Setelah sebelumnya banyak diliputi keraguan. Tentang akan terlaksana atau tidaknya jembatan ini, mengingat pekerjaan ini bukanlah proyek sembarangan, banyak faktor baik terkait teknis ataupun non teknis yang terlibat di dalamnya. Namun melihat kemajuan pergerakan di atas, kita boleh sedikit berharap mudah-mudahan semua itu dapat terealisasi. Mengingat adanya jembatan ini tentu saja akan sangat berguna bagi proses pembangunan, terutama terkait terwujudnya infrastruktur yang selama ini selalu berperan signifikan.
Jika sesuai rencana, yaitu tahun 2014 proyek ini akan dilaksanakan, seyogyanya perlu dipertimbangkan faktor non teknis yang pastinya akan menjadi hal “besar” jika tidak diperhatikan. Dalam hal ini tentu saja terkait faktor politis, yakni terkait agenda yang masyarakat sudah tahu yaitu pemilihan umum (pemilu) yang akan dilaksanakan pada tahun yang sama.
Terus terang, penulis tidak tahu persis tanggal dan bulan apa pemilu akan dilaksanakan, demikian juga kapan persisnya peletakan batu pertama pembangunan Jembatan Selat Sunda itu.
Apabila pembangunan jembatan ini dilakukan sebelum atau bertepatan dengan saat pemilu dilaksanakan, yang sudah dapat dipastikan Presiden SBY lah yang akan meletakkan batu pertamanya, maka pasti akan banyak rumor yang mengatakan bahwa proyek ini sebagai ajang pencitraan terutama bagi partai di mana SBY berasal.
Demikian juga apabila pembangunanya setelah pemilu usai dilakukan, maka akan menjadi bahan segar perpolitikan juga karena yang memulai dan mungkin meresmikannya nanti adalah presiden baru tentunya. Akan timbul polemik yang saling klaim tentang pihak masa pemerintahan siapa yang paling berjasa.
Bagi kita sih hanya berharap saja, jembatan besar ini benar-benar menjadi nyata. Tak peduli siapa presiden yang berkuasa, saat proyek ini dimulai atau diresmikan. Yang jelas, seharusnya jembatan ini adalah milik dan prestasi bangsa, kokoh berdiri, tak tersentuh praktek korupsi.
Jangan pula sebegitu tega menjadikannya ajang adu citra perpolitakan belaka. Jika begitu keadaannya, jangan salahkan jika nanti jembatan ini ambruk sebelum waktunya. sumber: kompasiana
Sedikit kemajuan yang dapat dicatat bahwa pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda, yang ditandatangani pada tanggal 2 Desember 2011. Selanjutnya tinggal menunggu selesai draft dan terbitnya peraturan presiden tentang badan pelaksana yang akan mengelolanya.
Pembentukan Badan Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (BPKSISS) diharapkan segera rampung, mengingat batas waktu yang diberikan untuk membentuk badan ini adalah hingga Desember 2012. Diberitakan bahwa Tim pelaksana pun telah mulai membuat studi kelayakan dan desain dasar jembatan, setelah sebelumnya pemerintah sudah menyelesaikan pra-studi kelayakannya. Diberikan waktu dua tahun untuk menuntaskann studi kelayakan dan desain dasar itu secara lengkap.
Selanjutnya desain struktur atas jembatan Selat Sunda akan mengacu pada desain jembatan Selat Mesina, Italia. Sedangkan desain struktur bawahnya akan mengacu pada desain jembatan Akashi Kaikyo, Jepang. Bukan perkara mudah untuk mewujudkan “impian” lama ini, mengingat jika terealisasi jembatan ini akan sepanjang 30 km.
Pembangunan jembatan dengan perkiraan dana mencapai US$ 25 miliar ini akan dilaksanakan secara bertahap menjadi lima sesi. Bentang tengahnya akan sepanjang 2.200 m dan bentang sampingnya masing-masing 800 meter. Jika tak ada kendala, pembangunan jembatan prestisius yang lebih besar dari Jembatan Suramadu ini akan dimulai pada tahun 2014.
Setelah sebelumnya banyak diliputi keraguan. Tentang akan terlaksana atau tidaknya jembatan ini, mengingat pekerjaan ini bukanlah proyek sembarangan, banyak faktor baik terkait teknis ataupun non teknis yang terlibat di dalamnya. Namun melihat kemajuan pergerakan di atas, kita boleh sedikit berharap mudah-mudahan semua itu dapat terealisasi. Mengingat adanya jembatan ini tentu saja akan sangat berguna bagi proses pembangunan, terutama terkait terwujudnya infrastruktur yang selama ini selalu berperan signifikan.
Jika sesuai rencana, yaitu tahun 2014 proyek ini akan dilaksanakan, seyogyanya perlu dipertimbangkan faktor non teknis yang pastinya akan menjadi hal “besar” jika tidak diperhatikan. Dalam hal ini tentu saja terkait faktor politis, yakni terkait agenda yang masyarakat sudah tahu yaitu pemilihan umum (pemilu) yang akan dilaksanakan pada tahun yang sama.
Terus terang, penulis tidak tahu persis tanggal dan bulan apa pemilu akan dilaksanakan, demikian juga kapan persisnya peletakan batu pertama pembangunan Jembatan Selat Sunda itu.
Apabila pembangunan jembatan ini dilakukan sebelum atau bertepatan dengan saat pemilu dilaksanakan, yang sudah dapat dipastikan Presiden SBY lah yang akan meletakkan batu pertamanya, maka pasti akan banyak rumor yang mengatakan bahwa proyek ini sebagai ajang pencitraan terutama bagi partai di mana SBY berasal.
Demikian juga apabila pembangunanya setelah pemilu usai dilakukan, maka akan menjadi bahan segar perpolitikan juga karena yang memulai dan mungkin meresmikannya nanti adalah presiden baru tentunya. Akan timbul polemik yang saling klaim tentang pihak masa pemerintahan siapa yang paling berjasa.
Bagi kita sih hanya berharap saja, jembatan besar ini benar-benar menjadi nyata. Tak peduli siapa presiden yang berkuasa, saat proyek ini dimulai atau diresmikan. Yang jelas, seharusnya jembatan ini adalah milik dan prestasi bangsa, kokoh berdiri, tak tersentuh praktek korupsi.
Jangan pula sebegitu tega menjadikannya ajang adu citra perpolitakan belaka. Jika begitu keadaannya, jangan salahkan jika nanti jembatan ini ambruk sebelum waktunya. sumber: kompasiana
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Jembatan Selat Sunda Dan Pemilu 2014
Ditulis oleh sukacita
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://yoilah.blogspot.com/2012/04/jembatan-selat-sunda-dan-pemilu-2014.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh sukacita
Rating Blog 5 dari 5
1 comments:
bandar sabung ayam
Post a Comment
Komentar