Pendidikan Karakter, Untuk Siapa?

Posted by sukacita 1 comments
Dewasa ini ramai sekali diperbincangkan mengenai pendidikan karakter, setelah maraknya kasus korupsi yang terbongkar di negara ini. Tetapi apakah pendidikan karakter itu?

Menurut mandikdasmen dalam situs mandikdasmen.kemdiknas.go.id dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Tetapi apakah pelaksanaannya sudah sesuai dan mencakup seluruh aspek tersebut?
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menjelaskan fungsi Pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; dan tujuan pendidikan nasional untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tetapi terlepas dari itu, prihatin sekali ketika saya mendapati kasus di desa kecil disebuah kabupaten di Jawa Tengah, ada oknum guru yang tertangkap basah terlibat dalam sindikat perdagangan siswi SMK Swasta ternama di kabupaten tersebut. Contoh yang lebih sepele adalah bahwa masih saja ada oknum guru -baik PNS maupun guru wiyata bakti- yang sering membolos kerja dengan berbagai alasan. Padahal pemerintah setempat sudah sering mengadakan sidak untuk mengurangi ketidakdisiplinan guru.

Sekarang mari kita pikirkan. Apa  gunanya kita gencar menanamkan pendidikan karakter pada peserta didik jika sebagai pendidiknya saja ‘bermasalah’ dengan karakter? Bukankah upaya penanaman karakter yang terbaik untuk peserta didik adalah dengan memberi contoh kongkrit dalam kehidupan sehari-hari? Pendidikan karakter akan berakar kuat ketika guru menyadari keberadaan dirinya sebagai pendidik karakter dan pelaku perubahan.

Guru sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan dituntut belajar tentang banyak hal, bukan hanya materi yang akan disampaikan, guru juga harus benar-benar bisa menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menanamkan karakter pada anak sesuai kepribadian bangsa.

Karena kunci keberhasilan dunia pendidikan terletak di tangan guru, termasuk dalam menegakkan pendidikan karakter kepada anak. Sebelum guru mendidik anak supaya berkarakter, terlebih dahulu gurunya juga harus berkarakter.

Oleh karena itu, upaya penigkatan profesionalisme para pendidik merupakan hal mutlak atau suatu keharusan. Hakikatnya, kualitas seorang guru dapat dilihat dari segi moralitas, bijaksana, sabar, serta mampu menguasai materi yang akan diajarkan kepada anak, berikut upaya penerapannya.

Guru harus memiliki komitmen untuk mengembangkan karakter peserta didik, dimulai dari kesadarannya sebagai penutan anak-anak didiknya. Dengan kata lain,  guru inspiratif adalah guru yang mampu menularkan pengetahuan dan sekaligus menggerakkan perubahan serta memengaruhi siswa. Jadi, guru inspiratif bukanlah sekadar guru kurikulum, melainkan mampu mengembangkan potensi dan kemampuan siswa, berpikir kreatif, dan mampu melahirkan siswa yang tangguh dalam menghadapi aneka tantangan dan perubahan.

Guru inspiratif mampu membangun iklim pembelajaran dengan kreatif. Model dan media pembelajaran dibuatnya menarik perhatian. Peserta didik pun akan selalu merindukan guru semacam itu untuk terus hadir di kelas. Pembelajaran pun terasa begitu sebentar bagi peserta didik. Usai pelajaran, peserta didik pun mendapatkan pencerahan, termotivasi melakukan perubahan dan pelajaran tertanam dalam. Lebih dari itu, siswa mengalami revolusi diri: cinta pada Tuhan, berubah lebih baik, mengenal bakat terpendam dan kreatif.

Memperingati hari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 25 November yang lalu, kita pasti berharap adanya perbaikan pada sistem pendidikan di Indonesia, terutama pada pendidikan karakter ini. Karena pada dasarnya guru-lah yang memegang kendali arah generasi penerus bangsa. Dan kita sebagai mahasiswa, terutama pada mahasiswa calon pendidik sudah pasti memikul tanggungjawab untuk turut serta membangun negara, berawal pada diri dan karakter kita pribadi. Demi Pendidikan Indonesia yang lebih baik. Indonesia Bisa!

Hidup Mahasiswa!
sumber: kompasiana.com
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Pendidikan Karakter, Untuk Siapa?
Ditulis oleh sukacita
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://yoilah.blogspot.com/2012/04/pendidikan-karakter-untuk-siapa.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

1 comments:

susuultra023 said...

bandar sabung ayam

Post a Comment

Komentar

Template by Berita Update - Trik SEO Terbaru. Original design by Bamz | Copyright of Pilpres , Capres, Jokowi, Prabowo indonesia 2014.